Rabu, 07 November 2012

jiwa yang tertinggal

Teruntuk semua tubuh yang terpisah .. Dan segala jiwa yang tertinggal



* * *



Pertama-tama, ijinkan aku mengucap tulus ungkapan keindahan dariku untuk kalian dan kita dalam kata, “terima kasih atas pilihan kalian untuk beriringan bersamaku beberapa waktu kemarin, memberiku segala keindahan dan kebahagiaan, dan membuatku mengerti apa itu cinta dan sayang, dari kalian aku memahami betapa Tuhan mencintaiku dan mengasihiku, emm .. terima kasih juga telah menemukanku di antara jutaan nama dan rupa di dalam ruang kehidupan yang tak seberapa ini. Mencegahku, menemaniku, dan mengajariku merasakan galau dan beberapa ketidak-ramahan kehidupan pada beberapa waktu kemarin.”



Banyak orang bilang, abadi itu tak ada. Sekarang aku jadi sangsi akan ungkapan itu. Ingatanku tentang kalian, ini pasti abadi. Dalam ranah keabadian ini, pada memoriku yang tak terhingga, nama dan rupa kalian telah bersemayam dan terpatri kuat. Meski waktu yang kudekap tak lagi bergulir di samping kita, aku tak akan pernah keliru nama dan rupa kalian saat beribu nama lain dan rupa lain mengerumuni kalian di tanah yang berbeda dengan yang ku pijak sekarang. Satu-persatu mampu dengan pasti ku ingat, ku sebut, ku tangisi jika rindu, ku panjatkan doa kebaikan, ku nyanyikan lagu kebersamaan yang selalu mengiringi hari-hari kita, dulu. Ini keabadian, percaya padaku.



Suatu kali ada laki-laki mengagumkan berkata padaku, hidup adalah pilihan, hidup adalah tentang memilih dan dipilih. Ada benarnya, Tuhan telah memilihku untuk hidup, aku telah dipilih untuk menjadi hambaNya dan suatu saat nanti Tuhan akan memilihku lagi untuk kembali padanya. Lalu aku memilih lahir dari orang tua yang hebat. Kemudian aku dipilihkan nama oleh orang tuaku, begitu seterusnya sampai aku memilih dan dipilih oleh banyak hal hingga saat ini.



Begitu juga kalian, kalian hadir dan memilihku begitu juga aku yang dipilih. Bagiku, moment ini, saat kalian hadir satu-persatu, saat proses memilih dan dipilih itu berlangsung, adalah saat yang kusukai.



Tak perlu kata Woww untuk ungkapan ini, apalagi koprol dan terjun jurang. Senyumlah saja, perlihatkan padaku kegembiraan saat kita berkumpul bersama. Stop bilang Reny manis, Reny langsing, Reny baik, Reny yang terbaik. Silahkan panggil, Gendut, Tembem, Rendut, Mak, Nak, Budhe, Nduk, Le, Yem, Bunder. Silahkan .. Kalau itu mampu membawa kalian kembali, silahkan ..



Mari lakukan sekali lagi segala hal yang menyenangkan. Perbaiki lagi semuanya dari awal, rekatkan yang tidak rekat, hapus yang membuat renggang, hilangkan yang membuat amarah. Buat lagi janji dan sabda. Ukir lagi tawa dan canda. Aku ingin perbaiki senuanya agar tidak seperti sekarang, saat kehilangan benar-benar nyata ku rasakan. Fana ..










Lima, enam, tujuh datang .. Singgah sebentar lalu empat, tiga, dua, satu. Sekejap menjadi tunggal, lenyap lebur bersama cahaya dan waktu.

Pesanku, berbahagialah ..

Pesanku, jangan lupa keabadian memori ini ..

Pesanku, datanglah lagi, kapanpun kalian mau ..



Dan terima kasih juga untuk kalian yang sedang memilihku, dan kupilih pada masa yang ini ..

Mari rajut bersama segala keindahan, berjabat tangan ikhlas, merangkul penuh perduli ..

Sampai nanti, sampai udara tak mampu lagi ku hirup.