BAB
I
PENDAHULUAN
1. Digital Divide
Digital
Divide mengacu
pada kesenjangan
antar kelompok, luas ditafsirkan, dalam hal akses, penggunaan, atau pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Kesenjangan di dalam negara (seperti kesenjangan digital di Amerika Serikat ) dapat merujuk pada kesenjangan
antara individu, rumah tangga, bisnis,
dan wilayah geografis yang berbeda
pada tingkat sosial
ekonomi dan demografi lainnya,
sementara kesenjangan digital global
menunjuk negara sebagai
unit analisis dan meneliti kesenjangan antara
pengembangan dan negara maju pada skala internasional.
2.
Teknologi
Teknologi
merupakan bagian penting
dari kehidupan kita sehari-hari. Mereka yang lebih cerdas dalam
pengetahuan teknologi harus
bersedia untuk membantu mereka yang mungkin berjuang dengan teknologi baru.
Kita harus menjadi pemain tim untuk memastikan semua pengguna teknologi baru
yang sukses bukan hanya beberapa sukses dengan teknologi. Orang bersedia
belajar ketika seseorang mengambil waktu untuk mengajarkan teknologi dengan
cara yang semua bisa menerapkannya dengan benar. Kita harus menjaga semua orang
di dalam pikiran ketika kita berpikir tentang teknologi. Tidak semua orang akan
menggunakannya atau menerimanya segera. Namun, seperti kita orang lain tertarik
pada manfaat dari program dan teknologi yang mereka akan lebih cenderung tidak
hanya untuk merangkul teknologi tetapi untuk menerapkannya secara efektif.
Kejatuhan untuk banyak teknologi adalah kurangnya pelatihan.
Banyak kali pelatihan dilakukan dalam grup dengan tangan-on sedikit peluang.
Ketika ini terjadi guru lebih suka tidak menghabiskan waktu untuk belajar
teknologi dan terus melakukan sesuatu dengan cara mereka selalu memiliki.
Alih-alih menangani teknologi baru dengan cara ini akan lebih berhasil jika
beberapa guru dikemudikan teknologi dan bekerja dengan rekan kerja untuk membantu
mereka dengan pertanyaan.
3.Perkembangan Teknologi Informasi
di Indonesia
Indonesia
di era 1970an merupakan negara yang baru akan berkembang. Teknologi Informasi
baru mulai diperkenalkan di Indonesia, serta didominasi oleh instansi
Pemerintah seperti Pertamina dan Pemda DKI. Secara umum, daya beli masyarakat
dan swasta nasional masih sangat lemah. Pada saat tersebut, sebuah instalasi
komputer dapat berharga jutaan dollar, menempati ruangan yang besar, serta
membutuhkan listrik dan pendinginan yang besar. Teknologi komunikasi data pada
saat tersebut bekisar antara 50 - 300 baud. Di lingkungan Universtas Indonesia
(UI), Teknologi Informasi dirintis seorang dosen dari Fakultas Kedokteran,
yaitu Indro S. Suwandi PhD (m. 1986). Almarhum setelah mendirikan Pusat Ilmu
Komputer (PUSILKOM) UI pada tahun 1972 hanya dengan modal semangat dan
idealisme. Almarhum, kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka yang
memperkenalkan teknologi ini, baik di kalangan perguruan tinggi maupun
industri.
Dimulai pada
dekade 90-an , Internet
semakin berkembang pesat, di Indonesia sendiri bisnis Internet mulai dikenal sekitar tahun 95-an yang diawali dengan munculnya Internet Service Provider ( ISP ) yang menyediakan akses ke Internet dengan bandwidth berkisar antara 14.4 kbps hingga 28.8 kbps. Perkembangan
tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP ( Internet
Service Provider
), yang pada hingga
akhir tahun 1999 daftar ISP di Indonesia baik yang sudah
beroperasi maupun belum beroperasi sekitar 55 ISP
,
Perkiraan resmi dari APJII
terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai
akhir 2006 adalah sesuaitabel berikut :
Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai
Internet (kumulatif)*
perkiraan s/d akhir 2007
Tergambar
jelas perkembangan Teknologi Informasi sangat berkembang pesat di Indonesia,
pertambahan tahun menjadi bukti bahwa di Indonesia pemakai teknologi informasi
sangat antusias bahkan sudah mendarah daging, seperti contohnya untuk saat ini
pada sebuah situs jejaring sosial “FACEBOOK” merupakan bukti kongkrit bahwa
informasi sangat berguna bagi kehidupan meskipun sebelum adanya facebook masih
ada system informasi berupa “Radio” atensi yang di sediakan untuk request
sebuah lagu atau sekedar untuk menitip salam sangat digemari pada saat itu,
dengan perkembangan zaman model atensi sudah tidak popular bahkan menghilang
dengan adanya alat elektronik Portable berupa Handphone.
Menginggat
tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, terasa sangat memilukan betapa
sulitnya mengakses informasi dalam bentuk teks dan kurang begitu update informasi
yang disampaikan, sekitar tahun 1940-an pahlawan dari Surabaya yaitu Bung TOMO
membakar semangat rakyat Indonesia untuk tetap berjuang melawan penjajah
meskipun dengan senjata Bambu Runcing,
bung Tomo menyuarakan semangatnya melalui Radio yang pada saat itu merupakan
sarana untuk mendapatkan Informasi yang paling cepat, namun jika pada saat itu
sudah ada teknologi yang sudah modern tentu rakyat Indonesia lebih mudah untuk
mendapatkan informasi, misal Handphone, Facebook, E-mail dll. Sangat banyak
kemungkinan Kemerdekaan Indonesia akan lebih cepat karena seluruh rakyat maupun
bejabat Indonesia mendapatkan kabar dari setiap kota apa yang terjadi di daerah
itu sehingga pengambilan keputusan maupun taktik perang yang digunakan akan
lebih baik dan lebih akurat.
Perkembangan
teknologi di Indonesia sebenarnya cukup di akui dunia dalam hal Hacking dan
Cracking, namun hal tersebut justru membuat seorang cenderung perfikir negative
tentunya merusak mental, mereka berusaha merusak tidak berusaha menciptakan, melihat
perkembangan pendidikan di Negara India yang specktakuler hampir sekitar 40%
lulusan dari institute diterima di sebuah perusahaan asing terutama Amerika
karena sudah diakui kemampuannya dalam bidang teknologi,
Perkembangan sistem
pendidikan tentu menjadi tolak ukur bagi Indonesia, menjadi sebuah acuan untuk
menciptakan seorang lulusan yang sangat berpotensi, guna untuk menciptakan
sebuah teknologi baru yang dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, kemampuan
seseorang sangat berpengaruh dalam pekembangan teknologi namun bukan
satu-satunya,kemampuan seorang berbeda-beda sehingga membutuhkan metode yang
lebih baik untuk menyetarakan kemampuan bagi yang kurang cerdas/tangap seimbang
dengan yang cerdas, dengan cara melakukan pedekatan secara mental dan member
pandagan yang luas dan pendekatan yang bertahap, sehingga kemajuan teknologi
menjadi berimbang tentunya kemajuan sebuah Negara akan menjadi lebih cepat
karena seluruh lapisan masyarakat mempunyai kemampuan yang hampir setara tidak ada lagi kesenjangan dalam Teknologi
Informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar